Dari Pra
Rilis Film Animasi Matahari karya Yusuf Radjamuda
“MATAHARI…
anugerah yang terbuang percuma...” Sebuah penggalan lirik lagu karya Gitaris
Adi Tangkilisan itu seakan memantik Yusuf Radjamuda, film maker dari rumah produksi
Kafe Ujung (Komunitas Film Pendek Maesa Ujung) memproduksi karya film terbarunya
berjudul Matahari.
Lagu yang
juga berjudul Matahari itu, menjadi soundtrack film
itu.
Ada yang
baru dari Yusuf atau yang lebih dikenal dengan Papa Al alias Ucup ini. Film
Matahari yang berdurasi 10 menit dan 5 detik itu bergenre animasi. Bersama
Animator Udin Jahe, ide membuat film dengan isu matahari ini sudah ada sejak
2010.
Sebelumnya,
Yusuf membuat film pendek berjudul Wrong Day yang pada Februari 2012 lalu diapresiasi
oleh sebuah lembaga kebudayaan Jerman, Goethe Institute untuk ikut menghadiri helat
akbar sebuah festival film internasional tahunan bergengsi di Berlin, Jerman.
Pada Kamis
malam (29/03) bertempat di bioskop mini Kingdom yang berkapasitas maksimal 10
orang itu, Yusuf menggelar acara nonton (screening) terbatas dan sekaligus
diskusi bagi debut karya animasinya itu.
Tak hanya
lagu, gagasan film animasi ini menurut Yusuf lahir sebagai refleksi pada
keseharian, ketika orang-orang hanya bisa mengeluh pada perasaan gerah karena
sinar matahari di Palu selalu bikin resah. Petani, jam dinding, cangkul,
tanaman jagung, ikon bulan dan matahari yang bersiklus, seakan menegaskan pesan
refleksi Yusuf di filmnya itu. Dalam beberapa kesempatan Yusuf selalu saja
menegaskan situasi cuaca di Palu tanah kelahirannya itu sebagai Land of the Seven Suns, negeri dengan tujuh
matahari.
Kritik
datang dari seorang peneliti etnomusikologi asal Argentina, Mayco Santaela.
Film animasi seringkali mengidentikkan dirinya dengan simplisitas. Hal-hal yang
ditampilkan selalu saja simpel, minimalis, tapi tidak lantas jatuh jadi
sederhana dan banal, karena animasi sarat pesan.
Pada
Matahari Mayco menangkap sebaliknya, rumit. Mungkin karena durasi yang masih
panjang dan hal-hal tentang matahari belum tergali dalam. Ada contoh soal
kenyataan di Eropa Utara, Skandinavia, musim ketika matahari tak terbit selama
berbulan-bulan lamanya disana. Riset tentang perilaku mahluk hidup atas
kenyataan siklus alam itu harusnya diperdalam, karena film Yusuf itu harapannya
tak bertendensi sekadar jadi isu lokal khas negeri-negeri tropis tapi universal.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih, telah berkunjung ke blog saya