BARBARA memilih kata hatinya. Dokter perempuan dengan perangai dingin itu
(Nina Hoss) memilih tetap berada di timur Jerman sekalipun hidup dalam
pengawasan ketat intelijen negara.
www.npr.org |
Sedari awal hingga nyaris film selesai,
rutinitas tokoh-tokoh dalam Barbara seolah dihadirkan tanpa emosi. Ruang-ruang
personal tempat Barbara menyembunyikan uang, suasana ganjil penumpang kereta, pertemuan
rahasia untuk sekadar melepas birahi dengan pacarnya yang tanpa gairah, teror negara
padanya, kunjungan pasien, dan percakapannya –juga ciuman sesaatnya dengan
Andre, koleganya sesama dokter, dibuat datar, termasuk malam-malam yang sepi atau
siang yang sarat kekosongan, kecemasan.
Seolah sengaja, adegan-adegan membosankan itu mendapatkan pembenaran.
Jerman Timur yang sosialis dipersepsikan sebagai negara kaku yang disiplin
ideologinya hadir di semua ranah kehidupan warganya dari ruang privat hingga
publik. Tubuh yang disiplin. Pada suatu adegan Barbara diinterogasi, diperiksa
dalam tubuh yang telanjang, kamar tidurnya diobrak-abrik, dan percakapan
orang-orang dalam film yang seringkali lebih sering seperti berbisik, termasuk
rumah sakit tempat Barbara bekerja.
Sutradara Christian Petzold lebih mengedepankan bahasa tubuh tokoh-tokohnya
dalam menyampaikan pesan situasi Jerman Timur di era itu yang seperti rumah
kaca. Dalam sebuah adegan, kecemburuan disampaikan dengan cara memindahkan
posisi sepeda Barbara yang habis bercinta dengan pacarnya di sebuah hutan yang sepi.
Tanpa bicara. Pun begitu ketika sebuah pengering rambut yang mungkin produk dari
barat tegangan listriknya tak sama dengan di timur. Yang bicara di adegan itu
adalah korsleting.
Keterkejutan akhirnya dihadirkan di akhir film ketika Barbara memilih
Andre, tokoh yang tak diposisikan sejak awal sebagai protaganis, bahkan mungkin
malah sebaliknya, dicurigai menjadi bagian dari intelijen itu sendiri.
Intensitas personal yang dibangun dalam percakapan-percakapan tak
berkesan antara Barbara dan Andre menjadi lapis terdalam untuk memaknai pesan
utama dari film, hubungan keduanya, termasuk terpisahnya timur dan barat dalam
sepenggal sejarah negeri itu.
Penonton hanya akan menunggu satu jawaban dari sana. Pelarian Barbara
melalui laut dari Jerman Timur dapat berjalan sesuai rencana. Seperti
pelarian-pelarian orang Yahudi di kamp-kamp konsentrasi Nazi yang selalu
dramatik. Drama pelarian Barbara di akhir film yang diharapkan itu melahirkan
drama baru yang yang tidak saja mengejutkan, tapi juga mencerahkan. Barbara tak
lari dan malah membebaskan pasiennya, Stella. Cinta personal antara dokter dan
pasien, cinta antara kolega sesama dokter yang saling membutuhkan, cinta yang membebaskan,
mengatasi ketakutan apapun yang diciptakan negara.
Barbara memang bukan pataba (yang utama) dari 9 film Jerman yang
dipilih untuk pemutaran German Cinema Film Festival 2013 di Kota Palu. Ada 8
film Jerman lain yang tak kalah bagusnya, yang merepresentasikan Jerman dalam
banyak tema. Tapi bolehlah berasumsi Barbara bisa mewakili kecenderungan aktual
film-film Jerman yang bertema sejarah.
Tema sejarah terbelahnya Jerman dalam Timur dan Barat dalam sinema
Jerman generasi pasca tembok Berlin runtuh, telah mewarnai beberapa film yang
menjadi wacana penikmat film di Indonesia. Untuk menyebut salah satu dari film
dengan tema itu adalah Goodbye Lenin (2003) yang diputar pada Jakarta
International Film Festival (JIFFest) tahun 2004. Goodbye Lenin adalah drama yang merefleksi sejarah Jerman dengan
cara satir. Pada dokumenter, ada film This Ain’t California –masuk dalam daftar
film German Cinema Film Festival 2013, yang juga menampilkan satir subkultur
komunitas skateboard, dan Anke Limprecht (2000), film dokumenter pendek yang
mengisahkan upaya menyatukan sobekan potongan-potongan kertas dokumen rahasia
negara yang sengaja dimusnahkan.
Sutradara | Christian Petzold |
---|---|
Skenario | Christian Petzold Harun Farocki |
Pemain | Nina Hoss Ronald Zehrfeld Jasna Fritzi Bauer Mark Waschke Rainer Bock |
Musik | Stefan Will |
Sinematografi | Hans Fromm |
Editor | Bettina Böhler |
Release date(s) |
|
Durasi | 105 menit |
Asal film | Jerman |
Bahasa | Jerman |
Box office | $3,115,348 |