Di Jakarta, selain tempat makan dan tempat nongkrong untuk ngopi dan ngobrol dengan kawan, tempat yang selalu ingin saya kunjungi adalah perpustakaan. Ada banyak perpustakaan di Jakarta yang dikelola oleh institusi non pemerintah macam lembaga-lembaga kebudayaan negara asing, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, ataupun komunitas -dengan kekhasan koleksi masing-masing termasuk tempat hiburan macam kafe dan sejenisnya dengan beragam tawaran suasana. Gabungan antara hiburan dengan perpustakaan memang telah menjadi kebutuhan, menjadikan perpustakaan tak sekadar ruang yang mengasingkan dengan tata bangunan, rak buku, dan pustakawan yang semuanya kaku. Perpustakaan dituntut untuk tak sekadar menyediakan bahan bacaan macam buku, majalah, dan media konvensional cetak lainnya, tapi juga koneksi internet dan fasilitas audio-visual.
Selasa (27/8) keinginan saya mengalami pelayanan di salah satu perpustakaan di Jakarta terpenuhi. Kali ini perpustakaan yang dikelola pemerintah, Perpustakaan Nasional (perpusnas) di jalan Salemba Raya.
Perpustakaan yang diresmikan mantan presiden Soeharto dan istrinya Siti Hartinah pada 11 Maret 1989 itu memiliki 4 bagian. Pada tiga bagian yang bertingkat adalah gedung untuk pengurusan ISBN (International Standard Book Number) atau angka buku standar internasional, semacam semat sidik jari (barcode) pada buku-buku sebelum diterbitkan, dan di dua bagian gedung yang lain adalah ruang baca. Di bagian depan untuk pengurusan ISBN bertingkat tujuh, dan dua bagian lainnya untuk administrasi, rak buku, dan ruang baca masing-masing bertingkat sembilan dan sebelas. Bangunan di depan ketiga gedung itu digunakan untuk ruang pertemuan, dan mungkin, ruang pejabat perpustakaan.
Semua pelayanan dasar di perpusnas gratis! Mengurus ISBN, asal persyaratanmu lengkap, kamu bisa menunggu 10-15 menit (saat ke sana saya sedang mengurus ISBN). Pengurusan juga bisa online atau pengiriman berkas persyaratan melalui faksimili. Untuk cara yang terakhir ini membutuhkan waktu, karena pengurusan dengan datang langsung ke sana akan diprioritaskan.
Untuk informasi pelayanan di gedung perpustakaan, akan saya buat dalam alur foto-foto berikut:
Layanan internet di lantai dasar gedung tengah. Di lantai ini juga ada desk informasi, ruang pembuatan kartu anggota, dan locker untuk penitipan barang |
Tas yang kamu bawa dari rumah akan dititip di locker bernomor. Akan diberikan kunci locker, tas plastik untuk mengganti tasmu dan membawa barang yang akan kau bawa ke ruang baca, dan nomor titipan |
Jam pelayanan perpustakaan. Khusus untuk ruangan deposit (buku-buku langka) pelayanan hanya sampai pada pukul 15.00 |
Pacaran di perpustakaan adalah hal yang juga harus dibiasakan dalam kehidupan bersama pasangan. Membahagiakan! :) |
Selain perpusnas, perpustakaan yang dikelola pemerintah yang koleksi bukunya lumayan adalah perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Senayan atau perpustakaan Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat (saya belum pernah ke perpustakaan ini yang katanya megah itu). Berikut ini adalah perpustakaan-perpustakaan dengan koleksi bacaan khusus dan dengan suasana yang mengasyikkan.
- Reading Room
- Goethe Institut (Lembaga Kebudayaan Jerman)
- The Centre for Strategic and International Studies (CSIS)
- KITLV
- Institut Francais Indonesia (lembaga Kebudayaan Prancis)
- Freedom Institute
Tentu saja masih ada banyak perpustakaan di Jakarta yang belum tercantum dalam tulisan ini, karena keterbatasan informasi yang saya miliki dan karena belum punya pengalaman mengunjungi perpustakaan-perpustakaan yang belum tercantum itu. Tanggapan dari kawan-kawan yang membaca postingan ini terkait tempat harta karun peradaban itu tentu saja akan sangat saya nantikan. Akhirnya, mari ke perpustakaan.