ada waktu, mampir ya...
cp: Neni Muhidin
085241332877 / 0451-453177
Kalau Cronauer menyapa pagi, dia sore. Cronauer pemberi semangat bagi tentara AS di pagi hari untuk tetap menjaga militansi dan pemahaman lucu yang ironis tentang perang. Sedang dia pemberi kabar-kabar seputaran
Waktu kusebut namanya Ayuba Lasira, mungkin tak semua orang dikota ini tahu. Dia lebih dikenal sebagai Om Kota. Dalam sebuah kesempatan bertemu dengannya (16/08) dia bercerita pada saya, dibanyak acara-acara, dia suka menyebut hadirin yang ada sebagai keponakan, hmmm…
Di even-even off air itu, dia adalah master of ceremony yang piawai menggiring suasana berubah cair, tidak protokoler.
Kecil, ringkih, selalu berkopiah, dengan senyum yang selalu terkembang. Om Kota mengawali karirnya pada 1969 di kantor Penerangan Donggala. Pindah ke Radio Republik Indonesia (RRI) pada 1972 sebagai staf operator studio, lalu menghabiskan karir jurnalistiknya yang sejak 1984 sebagai reporter sekaligus penyiar hingga 2006 dibagian pemberitaan RRI.
Reporter sekaligus broadcaster. Keseharian Om Kota adalah melakukan peliputan, sore hari hasil liputan dilaporkan dalam tajuk acara laporan
Sudah 57 tahun dia sekarang. Setahun lalu (2006) dia pensiun. Tapi dia masih tetap mengudara seperti biasanya. Saya bilang pada dia, ini bukan soal administrasi kepegawaian, tapi ini soal eksistensi sebuah simbol. Seperti bisanya dia, langsung memotong omongan saya, “nuapa vai itu le…” hahaha… kita berdua tertawa bersama-sama diruang tamunya pagi itu. Salah 1 cucunya yang masih balita modar-mandir disitu. “So 3 cucuku le. Dari anakku. 2. Perempuan dua-duanya.”
Ya, dia sudah menjadi seperti ikon
Rehat suaranya di laporan
Dikenal dimana-mana, untuk urusan plat nomor motornya saja bisa spesial. DN 3450 XX, plat motor bebeknya sebagai identifikasi tanggal, bulan, dan tahun lahirny7a. Hmmm… ini motornya yang ketiga setelah Suzuki A100 dan Yamaha Alfa. Sekarang dia pakai Yamaha FIZ. “Lebe kencang ini,” sambil memegang sadel. Tertawa lagi. Baru saja dicuci pagi itu. Motor itu diparkir diruang tamu didepan sofa tempat kami duduk.
Tentang ikon itu, dia menyamakannya dengan Kang Ibing untuk
Berita apa yang paling dia hindari untuk disampaikan? Informasi pemadaman bergilir dari PLN. Hmmm… dia pernah dimarah-marah via telepon karena informasi yang keliru. Padahal tentu saja bukan salah dia. Dia hanya membaca informasi dari humas PLN jalan-jalan dan daerah mana saja dikota ini yang akan dipadamkan.
Yang ingin melihatnya dilayar kaca, setiap Jumat sore hingga magrib, dia live di TVRI Sulteng dalam acara ATM,
Dia, dan Cronauer adalah pemberi kabar. Keduanya true story. Beda zaman dan situasi. Sama spiritnya,