INFORMASI yang
tak lagi berbatas ruang waktu itu berdampak juga akhirnya di sebuah kota yang
bernama Palu.
Gelombang informasi
itu memberi stimuls baru bagi hadirnya beragam kreatifitas bermotif bisnis –kemudian
didefinisikan sebagai ekonomi kreatif. Secara umum, karena baru dalam konteks
Indonesia dan lalu Palu, saya menyebutnya denyut –jika kemudian pertimbangan
utamanya adalah perputaran uang dan angkatan kerja di sektor itu.
Ada banyak
kendala, memang, dalam kebaruan yang didengung-dengungkan itu, oleh karena
pelaku usaha ekonomi kreatif yang diidentikkan sebagai usaha mikro kecil menengah
yang secara empiris identik pula dengan masalah akses pembiayaan/modal, akses
pasar, manajemen usaha dan sumber daya, termasuk apresiasi atas produk barang atau jasa kreatif dan rentetan kendala lainnya.
Namun lebih daripada
itu, potensi lain dari sana adalah para pelakunya –yang sebagian besar orang
muda, berusaha menjadi pusat yang mengaktualisasi dirinya: berimajinasi,
menciptakan produk barang dan jasa, juga mengatasi kendala-kendala, dengan
modal utama kreatifitas dan intensitas promosi di media sosial internet (Blog,
Facebook, Twitter, dll).
sumber image |
Disusun tidak berdasarkan alfabet.
Ira Devi Miranty
Rendra Towidjoyo (Layanan computer
dan piranti lunak)
Founder /http://www.ilmujaringan.com/
Penulis buku-buku Teknologi Informasi
Cinerama (Musik)
Veky and Friends (Musik)
Jln. Katamso No. 11, Palu
IDEC (Riset dan pengembangan,
Penerbitan)
Kompleks Dinas Pertanian Sulawesi
Tengah
Jl. Ki Hajar Dewantoro No. 28
S22 (Percetakan, Fesyen)
MEDIA
SKETSA (Desain)
KAFE UJUNG (Film)
Koskosan Production (Film)
Eldiansyah