Reportase
Konser Kidung Abadi Tribute to Chrisye, Jakarta Convention Centre (JCC)
SOLOIS Gita
Gutawa (19 tahun) memberikan kesaksiannya ketika 10 tahun yang lalu saat
Chrisye dan ayahnya, Erwin Gutawa menggelar konser Dekade di JCC. Saat itu usia
Gita baru 10 tahun.
Dari backdrop panggung yang ditata mutltimedia
itu, sepotong rekaman di konser Dekade yang digelar pada tahun 2003 di gedung
yang sama itu menampilkan Chrisye yang turun ke barisan penonton dan memberi microphone pada Gita untuk melanjutkan
nyanyian dari salah lagu hitsnya, Pergilah Kasih.
Suasana
mengharukan itu datang dari konser Kidung Abadi (05/04) yang diselenggarakan di
JCC untuk mengenang penyanyi pop legendaris Chrismansyah Rahadi (1949 – 2007)
atau yang lebih dikenal sebagai Chrisye. Chrismansyah adalah nama muallaf
Chrisye ketika ia menikahi istrinya Yanti Noor pada 1982 dan memberi mereka
empat orang anak.
Chrisye
memulai karir bermusiknya pada 1967 sebagai basiss band Gypsy dan telah
menghasilkan 31 album solo hingga akhir hayatnya.
Konser
Kidung Abadi karya kolaborasi Erwin Gutawa dan Jay Subiakto itu menghadirkan
kembali Chrisye dalam bentuknya yang virtual. Rekaman suara tenor khas Chrisye
hadir dalam ruangan yang dipadukan oleh musik orkestra, juga tampilan visual
Chrisye yang berinteraksi tidak saja dengan penonton tapi juga dengan musisi-musisi
pendukung. Ketika berduet dengan Sophia Latjuba di lagu Setangkai Anggrek Bulan,
Chrisye hadir bak duet ayah dan anak Nat King Cole dan Natalie Cole yang terpaut
ruang waktu.
Selain
Sophia Latjuba dan Gita Gutawa, konser itu menampilkan band GIGI, vokalis band
Dewa Once Mekel, Vina Panduwinata, dan pemain biola Hendry Lamiri.
Konser
konseptual itu tak hanya menyajikan musik. Orkestra pimpinan Erwin mengiringi
secara instrumentalia beberapa nomor hits Chrisye untuk mengiringi tarian-tarian
kontemporer dan fesyen tradisional Indonesia.
Jay
Subiakto, penggagas konser turut naik panggung dan menjelaskan bahwa pada Chrisye
kita diingatkan akan capaian-capaian seni monumental karya anak bangsa. Semua
lagu yang dinyanyikan Chrisye semasa hidupnya menggambarkan semangat itu. Kata
anak bangsa menjadi semacam kunci dari pesan yang ingin disampaikan oleh konser
itu.
Dan
meluncurlah nomor-nomor hits 80 dan 90an Chrisye, sejak Badai Pasti Berlalu, Aku
Cinta Dia, Nona Lisa, Hip Hip Hura, Lilin Kecil, dan beberapa lagu lain yang
akan selalu dikenang sepanjang masa.
Chrisye
yang meninggal pada 30 Maret 2007 di Jakarta karena Kanker Paru-paru yang
dideritanya adalah musisi yang menurut Erwin sangat digemari oleh para pencipta
lagu. Suaranya yang khas dengan bahasa tubuh yang unik ketika bernyanyi,
membuat banyak pencipta lagu yang ingin sekali lagunya dibawakan oleh Chrisye.
Sayangnya,
hingga Chrisye berpulang, Erwin yang sudah sejak lama berkolaborasi dengannnya
malah hanya punya satu komposisi lagu yang berjudul Kidung Abadi sebagai titel
konser. Lirik lagu yang belum diproduksi ini diciptakan oleh Gita Gutawa dan
menjadi lagu yang menutup konser.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih, telah berkunjung ke blog saya